Minggu, 17 Januari 2016

Chapter 1: Saturday Night

Kali ini sebelum saya menceritakan dikit kenapa saya memposting sebuah cerita pendek . Suatu hari yang cerah saya membuka pintu kamar adek perempuan tidak sengaja saya melihat dia menulis sesuatu di PC nya . Dan akhirnya saya memberanikan diri untuk menanyakan apa yang dilakukan .Dengan simpel dia membilang "menulis cerpen" yah walaupun singkat tapi cukup lega rasanya mendapatkan jawabannya #gubrak 😆😆😆😄😃😃

Chapter 1: Saturday Night

Tring... Tring... Tring...
Dering handphone sederhana membungkam mulut dua orang gadis yang sedang asyik bercengkerama. Dengan tatapan bingung, pemilik handphone mengangkat lalu menempelkan handphone-nya di telinga.
"Halo?" Ucapnya ragu.
"Irina! Kamu di mana, sih?" Suara dari seberang membuat gadis bernama Irina itu menjauhkan handphone-nya sesaat.
"Cafe. Mita, 'kan?" Tanyanya sambil memperhatikan dua temannya yang mengambil foto dirinya.
"Cafe mana? Gua capek tau keliling Mall! Mana besok hari-- Eh, besok hari Minggu atau Senin? Ah, ya, gua Mita." Ucapnya diselingi dengan nafas terengah-engah tapi masih bisa mengoceh.
"Cafe ini namanya apa?" Tanya Irina setelah merebut kamera dari tangan Allisha.
"Hm... Bilang aja tempat biasa kita nongkrong." Ujar Hana tidak mau susah payah mengingat.
"Kameraku kembalikan..."
Irina lalu memberitahu Mita atas saran Hana, "Minggu... Ok." Ucap Irina singkat yang berarti akan segera menutup sambungan teleponnya, Allisha dan Hana kembali berbicara--atau lebih tepatnya bergosip.
"Eeh?! Kak Aaron beneran putus sama Jasmine?" Dimulai kembali perbincangan mereka yang membuat keduanya tak ingin digubris.
"Iya, tapi belum jelas. Aku cuma denger-denger aja," Ujar Allisha membuat Hana membulatkan mulutnya.
Irina menaruh handphone-nya di dalam tas mungilnya setelah melihat banyak--bahkan sangat banyak BBM yang memenuhi lapak notifications di handphone-nya, tanpa berniat untuk membalas satu pun dari pesan-pesan itu.
"Kalo berita itu bener-bener nyata, pasti bakal banyak yang ngejer kak Aaron." Celetuk Hana diangguki oleh Allisha.
"Nih," Irina mengembalikan kamera Allisha setelah menekan tombol delete beberapa kali.
"Kenapa dihapus foto hasil jerih payahku?!" Teriak Allisha kencang, "Ngg, sebenernya hasil stalking." Bisiknya kemudian saat mengetahui semua pasang mata yang ada di cafe itu menatap ke arahnya.
"Aku kira itu foto jelek," Ujar Irina mengeluarkan ujung lidahnya.
"Terus berpose seperti itu, imut sekali." Ucap Mita langsung mengambil tempat duduk di samping Irina.
"Aku nggak terima, pokoknya kamu harus dapet lagi foto yang lebih bagus!"
Seorang pelayan laki-laki menyuguhkan dua jus stroberi dan segelas milkshake cokelat. Hana menyeruput jus stroberinya cepat-cepat sebab kursi dihadapannya diduduki oleh Mita.
"Aku nggak kenal sama dia." Ujar Irina datar.
"Ya, bener. Lo cari yang baru aja! Susah amat. Kan lo ahli." Ucap Hana menggoda sahabatnya itu. Semua tertawa terkecuali Allisha yang memajukan bibirnya.
Sementara itu, Mita tetap tidak lelah merebut jus stroberi milik Hana, walaupun tidak pernah dapat. "Cicip dikit doang pelit amat!"
Hana yang kesusahan menjauhkan jus kesukaannya itu mulai naik darah dan langsung menjitak kepala Mita, "Berenti napa?!"
"Kalo lo mau gua berenti, pesenin gua minuman, dong!" Teriak Mita tidak mau kalah, "Btw, ini sakit, serius! Lo nge-jitak kenceng amat dah!"
Pelayan wanita datang menghampiri meja mereka sesaat setelah Hana melambaikan tangannya dengan sangat terpaksa, "Pesenin anak ini jus melon."
"Baik."
"Puas?" Gertak Hana dengan mata melototnya.
"Hehe.. Lo masih inget kesukaan gua ternyata." Ujar Mita dengan senyum lebarnya.
"Oh, ya, berenti bisa, nggak? Senyuman mematikan lo bisa aja ngebunuh gue."
"Serem Han!" Seru Mita menyembunyikan wajahnya dibalik pundak Irina.
Sebuah gelas ramping dan tinggi berisikan jus melon telah tersajikan di depan Mita, seketika gadis berkacamata itu berteriak kegirangan.
"Allisha." Panggil Hana sambil menyeruput jusnya.
"Hm..."
"Allisha!" Seru Hana menoleh ke arah Allisha, "Eh... Masih suka aja lo liatin foto anak kelas sebelah," Allisha yang mematikan handphone-nya mengarahkan tatapan tajamnya ke arah Hana. "Ah, ya, lupain yang barusan gue sebut."
"Rin, lo gak jadi beli baju buat acara sekolah?" Tanya Mita sambil menggulir layar handphone-nya untuk melihat news feed terbaru.
"Ada acara apa?"
"Nantian." Jawab Irina dengan nada khasnya.
"Natal lah. Lupa, Han?" Tanya balik Mita sambil memutar bola matanya malas.
"Emang boleh pake baju bebas?"
"Sumpah, pertanyaan lo. Coba sini, pipi lo kayaknya belum pernah kena tamparan tangan gua ini." Ujar Mita kesal sendiri.
"Yang bener, Mit." Balas Allisha menghela nafas.
"Lo mau gua jawab apa? Ya boleh lah. Emangnya lo mau pake seragam sekolah ke acara natal? Kalo mau pake aja, biar lo sendirian nggak ada temen." Celetuk Mita diikuti tawaannya walaupun masih dengan wajah datar.
"Ide bagus!" Seru Hana menjentikkan jarinya. "Kita bisa beli baju couple!"
"Baju couple kayak gimana? Kita ada empat orang. Dimana-mana, couple itu cuma dua orang aja."
"Ada kok baju couple untuk empat orang," Ucap Irina membuat teman-temannya penasaran. "Daster."
Semua tercengang dengan ujaran Irina yang sangat konyol. Lalu, satu orang angkat bicara. "Baju couple tidak akan pernah terwujud untuk empat orang..." Keluh Allisha menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Rasa penasaranku sudah ada di ujung dan... Rin, saranmu sungguh menakjubkan." Mita mengacak-acak rambut Irina hingga sangat berantakan.
"Terima kasih."
"Itu sama sekali bukan pujian!"
"Allisha, lo tadi bilang couple cuma dua orang aja, 'kan? Gimana kalo baju gue sama lo couple-an. Ntar, Irina sama Mita juga couple-an." Ujar Hana menyampaikan pendapatnya.
"Bagus juga, sih. Kalo bisa bajunya mirip-mirip dikit, ya?"
"Ok."
"Aku pernah liat toko baju bagus buat hari-hari kayak natal gini." Ujar Allisha.
"Ya, udah. Kita ke sana aja!" Seru Hana merapikan barang-barangnya yang tergeletak di atas meja. "Cepetan abisin tuh jusnya! Salah sendiri dateng lama amat!" Suruh Hana seraya menyentil dahi Mita.
"Sabar kali! Jalanan macet tadi." Jawab Mita lanjut meminum jusnya.
Hana dan Allisha berdiri lalu berjalan keluar dari cafe. Irina menepuk pelan kepala Mita kemudian menyusul dua temannya yang berjalan sangat cepat.
"Oi!"
A/N: Itu gambar Lex tambahin buat preview aja :"3 Soalnya cover yang Lex pasang kepotong jadi nggak keliatan full :"3
Tinggalkan jejak votes dan comments ya ✌ Lex pengen tau pendapat readers kek gimana :3
LexiAllyson
December 05th, 2015
02.49 p.m.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar